Tips Memahami Risiko Gadai Sertifikat Rumah Sebelum Ajukan Kredit Multiguna

Tips Memahami Risiko Gadai Sertifikat Rumah Sebelum Ajukan Kredit Multiguna - Pada awalnya, produk pinjaman bank terbagi atas 2 macam yaitu KTA atau Kredit Tanpa Agunan, lalu Kredit Multiguna atau KMG. Perbedaan mendasar terletak pada ada dan tidaknya aset yang digunakan sebagai bentuk jaminan. Pada produk multiguna, masyarakat harus bisa memberikan jaminan berupa aset yang berharga milik si nasabah seperti rumah, emas, tanah, kendaraan bermotor, dan sebagainya. Keunggulan dari kredit multiguna ini dibanding KTA adalah bisa memberikan bunga yang lebih kecil. Nasabah bisa menggunakan produk ini untuk berbagai keperluan mulai dari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau untuk mengembangkan usaha besar maupun kecil dengan hanya memberikan jaminan tanah atau rumah.

Masyarakat sering membuat istilah atau panggilannya Gadai Sertifikat untuk bisa mengambil produk kredit multiguna dengan jaminan berupa sertifikat. Jaminan yang paling umum dalam produk ini selain BPKB adalah sertifikat. Khusus sertifikat karena nilai nominal asetnya lumayan besar, maka nasabah harus mengenali risiko di balik itu. Dengan membaca artikel ini, diharapkan kalian akan lebih mengerti tentang beberapa risiko yang mungkin akan terjadi yang kemudian bisa kalian minimalisir dengan berbagai strategi.

Mengenal Lebih Jauh Apa Itu Produk Kredit Multiguna

Produk Kredit Multiguna

Sebelum saya akan mengupas lebih dalam lagi, saya akan menyampaikan sedikit tentang kredit multiguna atau disingkat menjadi KMG yang kini menjadi salah satu produk unggulan bank-bank di Indonesia selain KTA. KMG adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank maupun penyedia pinjaman lainnya kepada seseorang yang telah mempunyai penghasilan tetap ataupun tidak tetap. Kredit jenis ini bisa digunakan untuk apa saja bahkan untuk keperluan konsumtif, berbeda dengan KPR atau KKB yang dimana tidak bisa digunakan untuk segala keperluan. Dari sisi persyaratannya, KMG merupakan kebalikan dari KTA. Kredit Multiguna (KMG) membutuhkan adanya aset atau surat-surat berharga seperti BPKB, Sertifikat Rumah, dan lain sebagainya untuk digunakan sebagai jaminan yaa. Sedangkan KTA tidak membutuhkan jaminan untuk mendapatkan pinjaman. Untuk KMG, karena adanya agunan atau jaminan, maka kelebihannya adalah terletak pada limit kredit tersebut yang bisa mencapai miliaran rupiah tergantung nilai aset yang dijadikan jaminan. Lumayan fantatis bukan jika minjam hingga miliaran.

Kembali ke topik utama kali ini, yaitu seputar sertifikat rumah untuk KMG. Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui tentang risiko ketika kalian ingin menggadaikan sertifikat rumah. Satu logika yang bisa kalian gunakan adalah bahwa rumah merupakan aset terpenting dalam hidup kalian. Apakah kalian yakin menggadaikan satu-satunya aset terpenting dalam hidup kalian? Saya rasa pertanyaan sederhana itu sudah bisa memberikan gambaran tentang apa risiko yang akan kalian hadapi.

Adapun demikian, ketika seseorang sudah terbentur masalah dana, sertifikat rumah sering menjadi andalan atau bahkan senjata terakhir untuk menyelesaikan masalah ekonomi. Benarkah  itu demikian? Poin-poin berikut ini akan menjawab secara gamblang.

Risiko Penolakan oleh Bank

Apakah kalian berpikir bahwa ketika kalian hendak menggadaikan sertifikat rumah untuk mendapatkan pinjaman, maka pengajuan tersebut akan pasti disetujui oleh pihak bank? Jangan senang dahulu wahai kawanku sobat gadai atau pinjam, karena bank akan berpikir dengan sangat matang untuk memberikan pinjaman kepada kalian, terutama ketika kalian sedang dalam kondisi terdesak membutuhkan dana. Bank memiliki analisa yang dikenal dengan nama 5C (Capacity, Character, Condition, Capital, dan Collateral) dalam memutuskan pengajuan kredit seorang nasabah. Sebagai bahan wawasan kalian, biasanya ada beberapa faktor bank tidak menyetujui permohonan kalian, di antara faktornya adalah:

Kondisi kalian yang sudah sangat terdesak dan ini menandakan bahwa pinjaman tersebut menjadi solusi akhir. Ketika itu, bank akan berpikir bahwa kalian akan lebih berpotensi untuk menimbulkan kredit macet. Ketika sertifikat rumah sudah menjadi senjata terakhir kalian, maka bank juga akan berpikir bahwa kemungkinan besar kalian sudah mempunyai utang yang banyak di tempat lain.

Karena bank akan mengevaluasi dan mempelajari kekuatan finansial kalian, dan jika sertifikat rumah sudah menjadi pilihan terakhir, maka kalian akan sulit meyakinkan pihak bank jika kalian benar-benar bisa melunasi cicilan tersebut.

Sekarang kalian sudah tahu betul tantangan-tantangan yang harus kalian hadapi. Hal ini tentunya berbeda saat kalian dengan jaminan BPKB mobil/motor, sertifikat tanah atau perhiasan di mana semua itu merupakan kebutuhan tersier dalam hidup manusia. Ketika seseorang sudah memutuskan untuk menggadaikan aset yang termasuk dalam kebutuhan primernya yaitu rumah sebagai aset paling berharga, berarti ada pertanyaan besar di balik itu, entah itu karena keperluan pengobatan, pendidikan atau pun keperluan yang sifatnya konsumtif yang sebelumnya sudah banyak memakan biaya.

Akan tetapi kalian tidak perlu khawatir. Sejauh kalian bisa meyakinkan kemampuan bayar kepada bank pemberi kredit, tentu permohonan kredit kalian akan disetujui. Lantas, jika bank sudah menyetujui, apakah masih ada tantangan-tantangan berikutnya? Saya jawab iya. Bahkan titik ini merupakan tantangan kalian yang sebenarnya karena Anda sedang dihadapkan pada konsistensi membayar cicilan dan bunga pinjaman.

Memilih Bank untuk Mengajukan KMG

Banyak candaan yang mengatakan bahwa bank terbaik adalah bank yang mau menyetujui kredit kalian. Dalam konteks perencanaan keuangan, tidak cukup hanya seperti itu saja bro and sis. Kalian harus pilih bank yang tepat. Untuk apa kalian harus memilah dan memilih bank? Tentunya untuk meminimalisir tanggungan dan risiko yang akan kalian hadapi. Maka dari itu sebelum kalian memutuskan di salah satu bank, alangkah baiknya kalian mempelajari poin-poin berikut ini:

1. Pilih bank dengan suku bunga yang relatif lebih ringan. Ingat kata ‘relatif lebih ringan’ dan jangan sampai kalian bisa terkecoh dengan tawaran atau promosi bunga “paling ringan”.

2. Bank tersebut harus mempunyai reputasi yang bagus di dunia perbankan maupun di mata khalayak umum seperti BRI, BCA, BNI, Mandiri, BTPN dan lain-lain. Bank seperti ini biasanya sudah mempunyai nasabah yang sangat banyak dan memiliki sistem yang profesional.

3. Bank yang memiliki reputasi yang bagus biasanya juga pasti akan bertahan dalam berbagai gejolak ekonomi. Artinya, bank tersebut sudah berdiri sejak lama dan masih ada hingga saat ini. Berarti bank tersebut sudah sangat berpengalaman selama bertahun-tahun.

4. Lakukan survey untuk membandingkan antara bank satu dengan bank yang lainnya. Meskipun kalian sedang terburu-buru untuk mendapatkan pinjaman, sedikitlah bersabar dan pilih bank yang benar-benar bisa membantu kalian.

Bekerja Keras Mengembalikan Pinjaman

Jika uang pinjaman tersebut sudah ada di tangan kalian, maka saatnya untuk bekerja keras. Tidak masalah kalian apabila juga punya utang di tempat lain jika kalian juga bisa bekerja lebih keras untuk menghasilkan pendapatan dobel. Inilah yang sangat sulit dilakukan oleh kebanyakan orang dan akhirnya banyak kasus bank menyita rumah mereka. Jika kalian percaya bisa melakukannya, silahkan ambil pinjaman tersebut.  Namun, jika kalian tidak yakin maka sebaiknya kalian perlu memikirkan alternatif pinjaman lainnya.

Agar kalian bisa menggunakan uang pinjaman tersebut dengan semaksimal mungkin, maka saya mempunyai beberapa tips untuk kalian. Silahkan dicatat apabila diperlukan:

Catat semua pengeluaran untuk lebih memudahkan kalian dalam mengontrol uang tersebut.

Jangan sampai “menggali 2 lubang sekaligus”. Artinya kalian harus memaksimalkan uang pinjaman tersebut terlebih dahulu dan jangan mengajukan kredit lagi di bank berbeda. Dengan berutang lagi berarti sama saja kalian sedang menuju jurang utang yang dalam.

Prioritaskan penghasilan bulanan kalian untuk membayar angsuran. Kalau memang diperlukan dan sulit untuk fokus, sediakan rekening sendiri khusus untuk membayar angsuran.

Pentingnya Memahami Risiko untuk Setiap Produk Pinjaman Apapun

Ternyata bukan hanya bank saja yang harus menerapkan manajemen risiko untuk setiap kredit yang diajukan oleh para nasabah. Nasabah sendiri juga harus memahami profil risiko untuk setiap produk pinjaman yang ingin mereka ambil. Dari semua penjelasan di atas, saya menarik kesimpulan bahwa gadai sertifikat rumah untuk kredit multiguna itu memiliki risiko yang cukup besar. Karena jika sampai terjadi kredit macet berarti sama dengan kehilangan rumah atau tanah kalian. Pahami kemampuan bayar kalian serta semua prosedur dan risiko untuk produk ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel