Kemeriahan Semarak Festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang Pesona Wisata Kota Singkawang 2019

Kemeriahan Semarak Festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang Pesona Wisata Kota Singkawang 2019 - Berkunjung ke Kota Singkawang memang memiliki keunikan tersendiri. Di sepanjang jalan kota yang terletak di sebelah utara kota Pontianak ini memberi kesan damai, bersih, dan tenang di samping itu pula menyimpan segudang pesona alam yang tidak kalah memikat hati para wisatawan dari lokal maupun mancanegara. Kentalnya budaya dan tradisi suku Tionghoa yang masih dipegang teguh oleh masyarakat setempat menjadikan kota yang dijuluki dengan sebutan Kota ‘Amoy’ (panggilan untuk gadis keturunan Tionghoa di Singkawang) ini tentu saja menjadi bagian penting dari warna-warni keberagaman bangsa Indonesia yang majemuk. 

Pertama-tama saya ucapkan selamat tahun baru Cina 2570 dan untuk tahun ini ternyata shionya yaitu babi loh. Wah, apakah kalian tahu apa makna dari Shio Babi? Apakah kalian tahu apa itu Cap Go Meh? Cap Go Meh artinya melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama. Ini berarti, masa perayaan Tahun Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari. Pastinya dalam aksara sejarah cina pasti Shio apapun mengandung kebaikan, karena Shio sendiri adalah karakter binatang di dalam sejarah Cina. Shio babi adalah salah satu dari kedua belas shio yang ada dalam penanggalan Tionghoa. Menurut kepercayaan Tionghoa, orang yang mempunyai shio babi adalah orang yang jujur, toleran dan merupakan sahabat yang baik namun mereka juga sering mengharapkan hal yang sama dari orang lain dan mereka bahagia melakukannya. 

Replika 12 Naga

Sediki informasi berbeda dengan reputasi buruk yang di kenal orang lain, Shio Babi dalam Shio Cina adalah yang paling murah hati dan di hormati dalam Zodiak Cina. Shio Babi sangat baik dan memiliki sikap dan cita rasa yang baik dalam pergaulan. Mereka memiliki banyak sekali sifat perfeksionis dalam diri mereka sehingga mereka dianggap sebagai pengganggu. Shio Babi sendiri sangat terobsesi dengan kemewahan, dan kekayaan (termasuk sekitarnya yaitu makanan, percintaan, jabatan dan lain lain). Shio ini percaya kualitas terbaik dari kemanusiaan dan pastinya tidak menganggap diri mereka sebagai arogan atau sombong. Babi juga sangat memperhatikan teman dan keluarga sekitarnya dan bekerja keras untuk menjaga semua orang di dalam hidupnya agar selalu bisa bahagia. Membantu orang lain adalah kesenangan utama dari Babi, yang merasa terbaik jika semua orang tersenyum dan tertawa ria.

Sifat alami Babi akan sangat sedih jika tidak ada orang sekitar yang menghargainya. Babi juga sangat murah hati dan santun mereka dapat muncul sebagai seorang yang memiliki sifat malaikat, ini dapat membawa mereka ke jiwa yang kurang baik, dan kabar buruknya adalah Babi akan mengambil resiko atau tindakan yang tanpa pikir panjang lagi. Babi menjadi teman yang luar biasa karena mereka menolak untuk melihat keburukan dari suatu hubungan, tapi hal ini dapat membuat orang lain mengambil keuntungan dari si Babi. Berbeda dengan apa yang sudah dijelaskan, Babi juga dapat menjadi sangat kejam jika di kecewakan terutama dalam bidang percintaan, persahabatan ataupun rekan bisnis.



Babi biasanya adalah individu yang sangat rajin, pandai, senang belajar, bermain dan terus mencari pengetahuan yang lebih jauh. Mereka dapat dianggap sebagai orang malas, karena kecintaan mereka terhadap hal hal yang baik; Shio ini juga sangat senang menghabiskan waktu bercinta, tidur, dan mandi dalam waktu yang lebih lama. Babi cenderung menjadi rekan hidup yang baik karena hati emas mereka dan kecintaan mereka kepada keluarga, teman, maupun pacarnya. Meskipun begitu, mereka dapat menjadi sangat ekslusif, mencari waktu kosong kepada mereka yang sangat menghargai mereka dan tidak memperdulikan orang lain. Babi akan menyadari hidup mereka akan lebih di butuhkan jika mereka membuka diri ke berbagai tipe orang, mereka akan berkembang, mereka akan terus mengimprovisasi dalam hidupnya.

Tahukah anda bahwa setiap bulan Februari itu adalah kegiatan dan tradisi masyarat Tionghoa untuk melakukan perayaan Festival Imlek dan Cap Go Meh Tahun 2019. Perayaan ini dilakukan pada 2 kota yaitu kota Singkawang dan kota Pontianak, Kalimantan Barat. Perayaan ini di mulai pada tanggal 5 sampai dengan 21 Februari 2019. Adapun kegiatan dan tradisi masyarakat Tionghoa bertujuan untuk mendatangkan roh baik untuk merasuki Tatung (seseorang sebagai media untuk dirasukin) untuk menangkal roh jahat dan melakukan atraksi berbahaya seperti menginjak mata pedang dan menancapkan baja runcing ke pipi.

Di lansir dalam video tersebut Kemeriahan pembukaan perayaan imlek 2570 dan Festival Cap Go Meh 2019 Kota Singkawang yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji di Stadion Kridasana, Jalan Kridasana, Kelurahan Sijangkung, Kecamatan Singkawang Selatan pada hari Minggu, 3 Februari 2019. Adapun selain Gubernur Kalbar, Walikota Singkawang Tjai Chui Mie sebagai tuan rumah acara, kemudian pangdam dan kapolres dan seluruh pejabat pemertintahan.

Dalma video tersebut terdapat banyak tarian tradisional khas Indonesia, yang tergabung dalam berbagai suku yang di sebut Tari Kreasi Nusantara yang dibawakan oleh Sanggar Simpur Singkawang. Tidak lupa juga menyanyikan lagu Mars Indonesia Raya oleh STIE Budi Mulia Singkawang. Dan lalu ada beberapa tokoh agama dan suku yang disebut ikrat ketua tokoh perkumpulan kota Singkawang yang di mana mengatakan "kami ini memang berbeda-beda tapi kami ingin tidak dibeda-bedakan, NKRI, Singkawan Hebat.

Kemudian dalam acara malam pembukaan festival Cap Go Meh 2019 Kota Singkawang membacakan doa langsung di pimpin oleh tokoh agama Tionghoa. Kata sambutan ketua panitia festival imlek Hengki Setiawan. Lalu ada kata sambutan langsung oleh walikota Singkawang Tjhai Cui Mie mengatakan "untuk masyarakat kota Singkawang yang sudah mewujudkan kota bertoleran ini, pariwisata adalah sebuah ekosistim dan semuanya harus bersinergi agar ekosistem ini dapat berjalan kalau di inventisasi ini bagus  maka investor akan berjabat tangan. Tentunya ini berpengaruh kepada kebutuhan tenaga kerja, kita harus mewujudkan sapta pesona pariwisata aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, ketenangan, dan harus berusaha memberikan kesan yang baik agar wisatawan yang datang di Kota Singkawang mendapatkan kenangan yang baik."

Kemudian kata sambutan langsung oleh bapak gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyampiakan sepatah dua kata " Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh, Islam agama yang saya anut untuk mengatur secara utuh, perbedaan agama sudah di atur di dalam Al-quran yaitu lakum dinikum waliyadin yang artinya " agamamu, untukmu, agamaku, untukku". Perbedaan etnis untuk Al-Quran juga mengatur identitas bersuku-suku, berbangsa-bangsa karena apa? karena adalah untuk bersilahturahim bukan untuk berkelahi. Saya atas nama pemerintah provinsi Kalimantan Barat  dan seluruh jajaran mengucapkan selamat tahun baru Imlek 2570, semoga di tahun imlek ini rezeki dan kehidupan semakin baik dan NKRI semakin kuat dan erat." 

Semarak Festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang Pesona Wisata Kota Singkawang 2019. Berikut rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek 2570 dan Festival Cap Go Meh 2019 Kota Singkawang:
sumber : https://inimulti.com/cap-go-meh-singkawang-2019/

Pada saat anda berkunjung ke kota Singkawang jangan lupa untuk mampir bersuah untuk berfoto dengan gaya ala-ala Instagramable. Anak hits jaman now pasti tidak ingin ketinggal untuk bersuah foto dalam peraya festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang 2019.

Kawasan Vihara Tri Dharma Bumi Raya Pusat Kota Singkawang
Kawasan ini berlokasikan di pusat kota Singkawang di mana tempat ini dijadikannya untuk masyarakat suku Tionghoa beribadah. Meskipun terletak di pusat kota, masyarakat di sekitar vihara ini sangat berhargai dan menghormati. Awalnya, vihara ini hanyalah pondok sederhana sebagai tempat transit orang dari luar Singkawang. Di sekeliling pondok terdapat tempat untuk menambatkan kuda. Baru sekitar pada tahun 1920, pondok dirobohkan dan dibangun vihara yang lebih permanen. Saat kebakaran besar melanda Kota Singkawang pada tahun 1930, vihara ini pun ikut ludes terbakar, namun, 3 tahun kemudian dibangun lagi. Patung Tua Peh Kong dan istrinya yang selamat dari kebakaran, dipasang di vihara baru ini. Di kiri kanan Patung Tua Peh Kong dan istrinya terletak patung Dewa Kok Sing Bong dan On Chi Siu Bong, sedangkan di bagian tengah terdapat patung Budha Gautama.

Pembangunan kembali vihara ini sempat dilarang penguasa Belanda di Singkawang. Konon, penguasa Belanda bersedia memberi izin setelah mendapat mimpi dari Tua Peh Kong. Menurut pendiri Yayasan vihara Tri Dharma Bumi Raya, yang membedakan vihara ini dengan yang lain adalah keberadaan Ru Yi atau simbol kekuasaan dan keberuntungan di tangan kanan patung Tua Peh Kong. Sementara di vihara lain, patung Tua Peh Kong membawa tongkat dengan botol arak.  Itulah mengapa saya bangga menjadi anak Indonesia yang ribuan suku, bahasa, dan budaya kearifan lokal yang berbeda-beda.

Rusen Kopitiam Jalan Niaga, Singkawang Tengah


Warung Kopi (Warkop) Kopi Tiam Rusen yang telah ada sejak 1955 ini menjadi saksi sejarah Kota Singkawang. Warkop yang terletak tepat di tikungan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang menjadi Ikon Kota Singkawang di Jalan Niaga ini telah di renovasi dari bangunan yang lama. Bangunan dua lantai dengan ornamen kayu ini tampak klasik. Jejeran foto-foto yang lawas Kota Singkawang yang dipajang menambah daya pikat Warkop. Selain berbagai varian kopi, Warkop Rusen juga menyediakan menu makan, mulai dari berat, ringan hingga snack. Lokasi yang strategis di simpang jalan membuat suasana terasa ramai. Dan uniknya warkop Rusen ini berdekatan dengan Pekong Tua (Vihara Tri Dharma Bumi Raya).

Pada saat saya minum kopi susu buatan Rusen ini sungguh nikmat kemudian dipadukan dengan festival Imlek yaitu tarian barongsai dan naga pada saat tanggal 13 Februari 2019. Alasan saya mampir di ke warkop Rusen adalah usulan dari teman saya yaitu Kak Multi dan ternyata memang benar saya hadir ke lokasi sendiri menggunakan google maps, karena saya merasa dari kota Pontianak ke kota Singkawang bingung dengan arah jalan pusat kota. Namun bukan bearti saya arah, saya mengikuti arah Google Maps dan akhirnya saya tiba. 



Sambil menunggu teman yang datang sekalian saya melihat nuansa pagi di kota Singkawang pada saat Imlek. Lalu lalang kendaraan dan masyarakat yang melintas menjadi pemandangan yang menarik. Anda bisa menikmati suasana dan rasa di Warkop ini baik di lantai satu maupun lantai dua. Semua pilihan kembali Anda.  Jika berada di kota Singkawang, jangan lupa mampir mencicipi cita rasa di Warkop Kopi Tiam Rusen Sejak 1955.

Kawasan Tradisional Rumah Keluarga Tjhia, Jalan Budi Utomo, nomor 45

Perlu diketahui rumah ini sudah berdiri di dalam kawasan kompleks tradisional pada 4 Februari 1901 dengan luasa wilayah sekitar 5000 meter persegi. Dengan dibangunnya di atas tanah hibah pemerintah Belanda dengan arsitek yang didatangkan dari Tiongkok. Ternyata rumah ini memiliki dua ruangan besar yang bagian depan dan belakang penuh dengan ornamen, ukiran, dan juga kaligrafi berwarna emas disetiap ambang pintu.

Awalnya berdiri rumah ini bertujuan sebagai rumah dan kantor dagang bernama Chia Hiap Seng. Pada jaman dulu di depan rumah ini berfungsi sebagai pelabuhan kapal dagang yang melalui Sungai Kuala tembus ke lauan dengan jalur perdagangan hingga Malaysia dan Singapura. Sekarang rumah ini dipergunakan sebagai tempat tinggal keturunan Chia Siu Xi generasi ke empat hingga ke tujuh. Bangunan tradisional ini oleh masyarakat Tionghoa Singkawang lebih dikenal dengan sebutan "Thai Buk" yang bearti rumah besar.


Di bagian belakang rumah marga Tjhia terdapat altar atau ruangan khusus untuk berdoa tepat di belakang saya itu, sedangkan ruang belakang merupakan altar abu leluhur. Di sini terpajang patung Budha dan dewa besera papan nama leluhur.

Mesjid Raya Jalan Merdeka, Singkawang Tengah, Kota Singkawang

Masjid Raya Singkawang di bangun pada tahun 1885 oleh Kapitan Bawasahib Marican. Kapitan Bawasahib Marican adalah seorang perantau yang berasal dari India tepatnya di calcutta dengan tujuan ke Singkawang yaitu untuk berdagang permata.

Namun beliau sebenarnya sudah 15 tahun berada di kota Singkawang sebelum mendirikan masjid Raya Singkawang. Kemudian lima tahun setelah kedatangannya di kota Singkawang beliau di angkat sebagai Kapitan oleh pemerintah belanda yaitu pada tahun 1875. Selain menjabat sebagai kapitan beliau juga berkebun kelapa, gambir, serta berternak sapi sebagai sampingan pekerjaannya. Semua itu di lakukan demi memenuhi ransum tentara Belanda (Nederlansd Indies Leger) pada waktu itu.

Masjid raya Singkawang di bangung di wilayah kawasan pasar baru kota Singkawang (sebutan pada waktu itu), di mana pembangunan di lakukan tepat di atas tanah milik Kapitan bawasahib sendiri yang tanahnya berbentuk segitiga, walaupun pada waktu itu masih belum ada jalan di samping-samping masjid raya tersebut. Masjid raya kota Singkawang yang di bangun bawasahib dulunya masih berukuran sangat kecil dan tanpa menara.

Juga terdapat pekong (tempat ibadah etnis tionghoa) di dekat masjid raya tersebut yang juga di dirikan oleh seorang Kapitan dari Cina, jadi wilayah tersebut terdapatlah 2 tempat ibadah yang di dirikan oleh 2 orang kapitan yaitu pekong dan masjid raya. Namun dengan begitu kehidupan masyarakat sekitar selalu berdampingan dan harmonis, tidak pernah sama sekalo terjadi pertikaian antar agama maupun etnis di kota Singkawang kecil tesebut.

Kapitan bawasahib Marican menghirup nafas terakhir di dunia pada tahun 1914 dan posisinya di gantikan oleh keponakannya yaitu Kapitan Abdul Rajak Marican.

Kampung Pecinan Jamthang Jalan Pecinan Jamthang, Kaliasin Singkawang Selatan

Kampung pecinan ini berkawasan di wilayah Pecinan Jamthang, akses untuk melalui lokasi di sini sangat mudah karena sebelum memasuki pusat kota Singkawang anda akan melihat sebelah kanan ada kampung pecinan. Sangat rugi jika anda tidak mampir ke sini setiap tahunnya  pada festival imlek dan cap go meh Singkawang, tidak ada ruginya anda mampir ke sini sebagai wisatawan. 

Boleh jadi kita di izinkan untuk berkunjung ke rumah warga seperti kepala marga atau pak RT di kampung pecinan, istilahnya seperti lebaran atau bersilahtuhrami. Dahulu desa ini namanya Jam Tang, artinya lapangan garam, menurut warga sekitar daerah ini dulunya pantai tempat membuat dan menjemur garam. Pantai yang ada sekarang letaknya 3 km di barat kampung yang dibelah oleh jalan raya Singkawang-Pontianak itu. Salah seorang penduduk sewaktu dia membuat sumur pada kedalaman dua meter telah menemukan pasir laut dan airnya payau. Dan memang kampung ini tanah kuno, tak jauh dari sini ada bukti-buktinya.


Taman Gunung Sari Jalan Karya, Pasiran, Singkawang Barat

Tidak di pungkiri kota Singkawang bisa di juluki sebagai kota pariwisata karena memiliki berbagai banyak bukit dan pantai. Nah untuk yang ini saya menjelaskan betapa uniknya taman gunung sari ini. Keunikan dari Taman Gunung Sari ini tidak jauh dari pusat kota dan untuk menuju ke lokasi ini bisa memakan waktu sekitar 8 - 10 menit. Dan lokasi ini berada kaki gunung Poteng, jadi tidak heran untuk naik ke atas ada tangga yang bersemen karena spot foto di atas sana sangat luar biasa.



Adapun selain di jadikan tempat rekreasi di sini juga dijadikan tempat olahraga seperti Jogging atau berlari. Nah, untuk yang hobinya olahraga cocok untuk berlari karena bisa naik turun tangga, siapa tau di antara kalian jika ingin Singkawang mampirlah ke sini untuk mencari keringat atau ingin menurunkan berat badan, namun juga bisa menikmati keindahan kota Singkawang dan menghirup aroma tumbuhan yang sejuk dan adem.



Singkawang Grand Mall
Singkawang Grandmall, Jalan Alianyang nomor 133 kelurahan pasiran kecamatan Singkawang Barat

Perlu di ketahui di Pontianak memiliki  mall yaitu Mega Mall Pontianak, namun Singkawang juga memiliki mall yaitu Singkawang Grand Mall. Seperti mall pada umumnya, Singkawang Grang Mall juga memiliki pusat perbelanjaan, kios-kios kecil, bioskop, tempat santai bersama keluarga atau teman, dan memiliki parkiran halaman yang luas. Saya paling suka ke Singkawang Grand Mall hanya untuk menonton bioskop karena harganya cuman 30-35 ribu loh hehe,  dan mengambil spot foto di parkiran atau di roof top untuk melihat senja matahari terbenam.



Setiap tahun Singkawang Grand Mall jadi tempat langganan untuk di kunjungi karena memiliki wisata malam atau pasar malam di sekitaran daerah tersebut. Dan untuk masuk ke wisata malam daerah Singkawang Grand Mall cukup murah sekitar 5 ribu. Namun, kita tau pada umumnya pasar malam seperti ada tempat permainan, rumah hantu, kios makanan dan minuman.

Stadion Kridasan, Jalan Kridasana, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat
Patung Singa

Stadion Kridasana ini sebagai tempat pembukaan festival imlek dan cap go meh oleh walikota Singkawang Tjhai Cui Mie dan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji. Stadion Kridasana meiliki 2 patung singa, stand" kecil makanan-minuman, rumah replika Tionghoa. Setiap malam di stadion kridasana memiliki acara untuk setiap malam baik menyanyi, musik band, tarian daerah, dan lainnya.


Lampion warna warni

Apakah lampion warna warni berada di mana? Pastinya di Singkawang, namun kebanyakan wisatawan tidak tau lokasi di sini. Nah izinkan saya memberitahu lokasi lampion warna warni ini berlokasi di Jalan P. Natuna Gang Sinar. Kenapa banyak orang tidak tahu? Karena tahun ini baru ada dan di pastikan baru pertama kali loh Gang Sinar. Nah oleh karena itu masyarakat mayoritas Tionghoa gang sinar di sini sangat antusias dan merasa bahwa festival imlek dan cap go meh 2570 harus di meriahkan.

Jika kita masuk lebih dalam, di sana kita bisa melihat vihara di dalam gang sinar ini. Nah keunikannay untuk wisatawan luar pada saat malam hari di izinkan untuk masuk berfoto-foto dan menikmati kemeriahan penuh warna di malam hari. Saya menyebutkan daerah yang penuh warna warni di malam hari.

Berikut beberapa foto saya tampilkan:
Vihara Fab Zhu Kung



Dan foto terakhir saya di festival imlek yaitu di jalan Ponegoro yaitu lampion merah. Sepanjangan jalan ini banyak loh lampion merah seperti ini. Bagi pemburu foto ataupun Instagramable jangan lupa berhenti dan berfoto di sini. Sangat bagus bukan??


Wisata Kuliner di Singkawang

Untuk wisata kuliner di Singkawang hanya mampir beberapa tempat seperti Bakmie Bogita, Bakmie Haji Aman, Nasi Goreng Pak Eko, Choi Pan di marga Jhia

Bogita Jalan Pendidikan, Kampung Jawa, Singkawang Tengah
Pertama kali masuk ke kota Singkawang saya di arahkan oleh teman saya untuk makan bakmie Bogita. Karena cuaca sangat panas dan lapar sekitar jam 14.00 WIB tanpa lama berpikir saya langsung menuju TKP. Setelah sampai disini saya melihat Bakmie Bogita berjualan tepat bersebelahan dengan Sekolah Dasar. Merskipun terletak di Jalan Pendidikan namun tetap selalu ramai, jadi pertama kali saya melihat menu Bakmie Bogita memiliki menu seperti Bakmie rasa wortel, buah naga, dan original. Awalnya saya heran kenapa bakmie di campuri ayam geprek, biasanya yang saya tau ayam geprek itu cocok dengan nasi. Namun di Bakmie Bogita di Bakmie campuri dengan ayam geprek. Pada saat memakan menggunakan kuah rasanya enak banget di mulut ini.

Nah, perlu di ketahui jika anda memposting di snapgram kemudian tag instagram @BakmiebogitaSingkawang anda akan mendapatkan beberapa penawaran seperti gratis tambah minuman teh es.

Choi Pan Marga Tjia, Singkawang

Awalnya saya bingun apa itu Choi Pan? Dan ternyata Choi Pan itu sama dengan Chai Kwe di Pontianak. Karena saya kurang berwawasan di dunia kuliner jadi alhasil saya harus banyak mempelajari dunia wisata kuliner dan wisata lainnya. Dan di sini Choi Pan itu bersebelahan dengan rumah Marga Tjhia karena masih dalam satu komplek kawasan rumah Marga Thjia. Harganya pasti murah kok tidak mahal karena sebagaiman yang kita tahu Choi Pan atau Chai Kwe terbuat dari tepung beras kemudian di isi bengkuang dan lainnya.

Puncak Semarak Festival Imlek dan Cap Go Meh Singkawang Pesona Wisata Kota Singkawang 2019

Puncak dari acara festival imlek dan cap go meh Singkawang adalah acara pada tanggal 18 ritual tolak bala oleh rohaniwan Tatung. Sejarah Cap Go Meh di Kota Singkawang bermula sejak adanya gelombang migrasi etnis Tionghoa 400 tahun yang lalu, khususnya suku Khek dan Hakka dari Cina selatan ke Kalimantan Barat. Pada suatu waktu, ada kejadian tersebar wabah penyakit di perkampungan-perkampungan disana. Oleh karena itu belum ada pengobatan modern, warga kemudian mengadakan ritual tolak bala yang disebut Ta Ciau dalam bahasa Hakka. Sejak saat itulah, ritual tolak bala ini dilakukan setiap tahunnya, yang juga disebut ritual Tatung.


Samapi sekarang perayaan Cap Go Meh di kota Singkawang sudah berakulturasi dengan budaya lokal seperti suku Dayak, dirayakan secara meriah dengan pertunjukan ilmu kebal yang dilakukan oleh para Tatung, orang-orang kebal yang menunjukkan kesaktiannya. Secara makna, ritual tatung tersebut dilakukan untuk mengusir bala atau roh-roh jahat dari seluruh penjuru kota. 



Setelah para peserta Tatung kerasukan, mereka menunjukkan kesaktiannya dengan menusuk jarum-jarum panjang ke pipi dan mulut mereka hingga tembus ke pipi lainnya, menunjukkan kekebalan terhadap golok, parang dan pedang, mengupas kelapa menggunakan gigi, dan bermacam aksi mendebarkan lainnya. Sekalipun mereka berdarah, luka-luka mereka dapat sembuh dengan cepat.



Walaupun ritual Tatung dilakukan pada perayaan etnis Tionghoa, Cap Go Meh. Uniknya ritual Tatung ini juga dilakukan oleh suku Dayak sebagai bukti akulturasi dan hubungan harmonis diantara mereka. Dari orang tua, pria dewasa, bahkan perempuan dan anak-anak, dapat menjadi Tatung, tentunya dengan melakukan ritual terlebih dahulu dan bertujuan untuk mengusir kemalangan. Maka dari itu panitia festival imlek dan cap go meh sangat selektif memilih peserta Tatung, bukan orang sembarangan.

Apakah anda ingin ikut menyaksikan perayaan Festival Imlek dan Cap Go Meh secara langsung di kota Singkawang. Melihat pertunjukan-pertunjukan yang mendebarkan hanya dilakukan oleh para peserta Tatung. Jangan lupa ke Singkawang Festival Imlek dan Cap Go Meh 2020!!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel