Tips Mencegah dan Penanganan Penderita Hipertensi



Tips Mencegah dan Penanganan Penderita Hipertensi - Haii guys, aku mau tau nih apakah ada keluarga kalian yang terkena hipertensi dari yang biasa hingga akut? Jika ada, tolong di simak ya untuk kalian dan keluarga kalian juga agar terhindar dari menderita Hipertensi. Jujur saja ibu saya terkena Hipertensi juga, pernah kejadian pada tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019 terkena Hipertensi dikarenakan banyak tekanan kerja dari kantornya. Memang sih gaji banyak dan lebih tinggi jabatannya, tapi siapa sangka segala tekanan, pekerjaan tidak menjamin ibu saya sehat malahan terkena Hipertensi akibat sibuk kerja hingga larut malam. Untung saja ibu saya mundur jabatannya jadi kepala sub bagian biasa aja jadi gak teralu sibuk dan bisa istirahat sekaligus pulang sore efeknya ya dari tahun 2020 hingga sekarang sudah tidak mengalami Hipertensi lagi.

Hipertensi yaitu nama lain dari tekanan darah tinggi, yang bisa kena siapa saja biasanya sih umur 30an, 40, bahkan 50an ke atas rentan banget. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang sangat parah dan meningkatkan risiko penyakit serangan jantung, stroke dari ringan hingga berat, dan terkadang kematian. 

Tekanan darah merupakan kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri pada tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Dengan adanya tekanan ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Karena semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka semakin tinggi tekanan darah yang akan terjadi di dalam tubuh. Untuk mengetahui adanya Hipertensi dengan cara rajin memeriksakan tekanan darah. Adapun untuk orang dewasa minimal memeriksakan darah setiap lima tahun sekali di Apotek, Puskesmas, dan Rumah Sakit.

Pada hasil tekanan darah ditulis dalam dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan dalam pembuluh darah yang ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua (diastolik) mewakili tekanan yang di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detak jantung. Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila ketika diukur pada dua hari yang berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari yaitu lebih besar dari 140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari yaitu lebih besar dari 90 mmHg.

Beberapa Faktor Risiko Hipertensi

Seiring berjalan waktu yang tanpa kalian sadari juga akan bertambahnya usia, kemungkinan mengidap Hipertensi akan bisa meningkat kapan saja. Berikut ini faktor-faktor pemicu yang dapat memengaruhi peningkatan risiko Hipertensi:

  1. Berusia di atas 65 tahun.
  2. Mengonsumsi banyak garam pada makanan.
  3. Kelebihan berat badan.
  4. Memiliki keluarga dengan Hipertensi, biasanya keuturnan.
  5. Kurang makan buah dan sayuran.
  6. Jarang berolahraga, baik pagi atau sore hari.
  7. Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
  8. Terlalu banyak mengonsumsi minuman alkohol.

Adapun risiko Hipertensi dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang baik dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, karena kalian harus yakin bahwa semua yang di bumi pasti memiliki penawar yang baik untuk tubuh kalian.

Faktor Penyebab Hipertensi

Ada dua jenis tekanan darah tinggi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Berikut penyebab masing-masing kedua jenis hipertensi tersebut:

1. Hipertensi Primer

Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan darah tinggi ini seringkali tidak diketahui apa penyebabnya, seringkali tidak tau mungkin bisa saja dari internal atau eksternal. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.

2. Hipertensi Sekunder

Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya yaitu jarang berolahraga. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

Berbagai kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, yaitu :

  1. Obstruktif sleep apnea (OSA).
  2. Masalah ginjal.
  3. Tumor kelenjar adrenal.
  4. Masalah tiroid.
  5. Cacat bawaan di pembuluh darah.
  6. Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
  7. Obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin.

Gejala Hipertensi

Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul. Gejala yang muncul akibat hipertensi, antara lain:

  1. Sakit kepala.
  2. Lemas.
  3. Masalah dalam penglihatan.
  4. Nyeri dada.
  5. Sesak napas.
  6. Aritmia.
  7. Adanya darah dalam urine.
  8. Susah bangun atau bergerak.
  9. Kedua bola mata terasa berputar.

Diagnosis Hipertensi

Untuk mengukur agar mengetahuhi adanya tekanan darah, dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan manset lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan. Dan dari situlah mereka mendapatkan tekanan darah kalian Hemoglobin berapa per berapa. 

Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:

  1. Tekanan darah normal, yaitu di bawah 120/80 mmHg.
  2. Tekanan darah tinggi, bila tekanan sistolik berada di kisaran 120-129 mmHg dan tekanan diastolik berada di bawah 80 mmHg.
  3. Hipertensi stadium 1, bila tekanan sistolik berada di kisaran 130-139 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 80-89 mmHg.
  4. Hipertensi stadium 2. Ini adalah kondisi hipertensi yang lebih parah. Hipertensi tahap 2 adalah ketika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi.

Tips Penanganan Hipertensi

Bagi sebagian penderita terkena Hipertensi, konsumsi obat harus dilakukan seumur hidup untuk mengatur tekanan darah kalian agar tidak tinggi. Akan tetapi, jika tekanan darah penderita sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup yang sehat, makan dan minum bergizi, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan cepat. Dosis yang sudah ditentukan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena takarannya disesuaikan dengan tingkat tekanan darah yang disebutkan diatas. Selain itu juga, obat yang diberikan juga harus diperhatikan apa saja dampak dan efek samping yang timbul pada tubuh sang penderita.

Penanganan obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para penderita Hipertensi, yaitu :

  1. Fungsi obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui saluran urine (kencing). Hipertensi membuat penderitanya rentan terhadap kadar garam tinggi di dalam tubuh, oleh karena itu penggunaan obat ini dibutuhkan sebagai bagian dari pengobatan. 
  2. Fungsi obat untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah bisa turun. Hipertensi membuat penderitanya rentan untuk mengalami sumbatan pada pembuluh darah. 
  3. Fungsi obat yang bekerja juga bisauntuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh. Tujuan penggunaan obat ini yaitu untuk menurunkan tekanan darah pengidap hipertensi. 
  4. Fungsi obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah lebih rileks, dan nyaman melakukan peredaran darah.
  5. Fungsi obat penghambat renin yang memliiki fungsi utama obat untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi untuk menaikan tekanan darah dan dihasilkan oleh ginjal. Karena jika saja renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali. 

Selain konsumsi obat-obatan, penanganan Hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi, misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Terapi tersebut bertujuan untuk mengendalikan stres yang berkenpanjangan dan memberikan dampak relaksasi bagi penderita Hipertensi. Pengobatan terhadap Hipertensi juga tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup yang dari buruk menjadi baik. Adanya menjalani pola makan dan hidup sehat, serta menghindari konsumsi kafein dan garam yang berlebihan juga harus dilakukan.

Tips Pencegahan Hipertensi

Terdapat berbagai langkah tips pencegahan yang bisa dilakukan terhadap penyakit Hipertensi, yaitu :

  1. Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat.
  2. Mengurangi konsumsi garam jangan sampai berlebihan di suatu makanan.
  3. Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan seperti teh dan kopi.
  4. Berhenti merokok.
  5. Berolahraga secara teratur.
  6. Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
  7. Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
  8. Menghindari konsumsi minuman bersoda.
Konsultasi Dokter Via Halodoc




Haa, apaan sih Halodoc itu?? Wah, wah kelewatan banget apabila kalian gaptek jarang buka sesuatu yang bermanfaat pasti mencari sesuatu di internet cuman untuk hiburan, iseng, dan melakukan unfaedah lainnya, iyaa kan? hehe. Jadi, Halodoc ini merupakan suatu platform atau website yang dimana kalian bisa berkonsultasi dengan dokter-dokter yang sudah di akui oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) karena pencetus Halodoc ini juga dari beberapa kumpulan para dokter yang ingin membantu masyrakat tanpa harus ke rumah sakit atau puskesmas yang memiliki jam kerja sudah tutup, karena bisa berkonsultasi diluar jam itu. Tapi eiitss ingat ya, benar-benar ingin berkonsultasi bukan untuk iseng atau spam atau prank gak boleh ya nanti akun kalian di blokir permanen.

Halodoc juga merupakan tempat dimana kalian bisa selain konsultasi dengan dokter, lalu bisa cek biaya obat untu kesehatan, membuat janji di RS terdekat, dan mencari dokter yang sesuai dengan kalian inginkan atau yang dideritakan penyakitnya. Emang dimana sih bisa chat dengan dokternya? Untuk itu kalian bisa buka websitenya langsung atau cari kata kunci di penelusuran "Halodoc" atau bisa juga download aplikasi di playstore smarphone kalian baik di IOS atau Android dengan kata kunci "Halodoc".

Saya yakin dengan kalian yang ingin hidup lebih lama agar bisa melihat perkembangan jaman, menikmati bersama keluarga tercinta atau orang yang disayangi. Apalagi tidak mau jadi beban mereka, oleh karena itu kalian harus bisa meyakinkan diri untuk terhinda dari penyakit Hipertensi ini dikemudian hari. Namun, untuk faktor usia yang sudah tua memang tidak bisa terhindar lagi harus banyak istirahat dan menikmati waktu bersantai dirumah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel