Pertimbangan Dasar Saat Pandemi Sebelum Mulai Usaha Sampingan

Pertimbangan Dasar Saat Pandemi Sebelum Mulai Usaha Sampigan - Pada saat usaha sampingan selalu menggoda buat para karyawan. Impian pendapatan yang besar sekaligus kebebasan mengatur waktu senantiasa menjadi daya tariknya tersendiri. Tidak sedikit karyawan yang akhirnya menanamkan uang dan memulai usaha sampingan.  Namun, saat pandemi seperti ini siapa sangka mulai sekarang menanamkan mindset untuk berhemat saat mendapatkan gaji jangan di hamburkan dengan sia-sia.

Perlu kajian yang bersungguh-sungguh sebelum memulainya. Saya menulis ini setelah bertemu sahabat lama beberapa waktu lalu. Ceritanya sih seperti begini. Dia baru kehilangan uang ratusan juta rupiah gara-gara usaha sampingannya rugi besar atau dikatakan boncor.  Tergiur cerita sukses berbisnis, teman ini yang masih berstatus karyawan sebuah bank punya BUMN, berinvestasi di usaha pertanian di luar Jawa yang katanya menjanjikan kentungan berlipat diatas bunga bank dalam waktu singkat (hmm udah mulai curiga bukan?)

Gak perlu sampai 6 bulan, bisnisnya mulai goyah dan setahun kemudian bangkrut atau colabs. Investasi kawan ini hilang gak berbekas. Saya pernah mengalami hal yang sama.  Diajak saudara yang baru pensiun, kemudian kami membuka warung bakso. Karena tidak paham operasional bakso, pengelolaan warung diserahkan ke orang lain yang kami percayakan.

Karena masih status bekerja, saya hanya datang 1 – 2 kali seminggu di akhir pekan. Awalnya, saya liat hasil jualan bakso lumayan. Tetapi, lama – lama, tiap bulan kok merugi. Uang dari penjualan tidak menutupi biaya operasional.  Tepat pada setahun, kami putuskan menutup warung kopi, untuk menghindari kerugian yang lebih besar, meskipun modal sudah habis tergerus. Belajar dari pengalaman sendiri dan mendengar cerita teman – teman yang mengalami nasib serupa, saya ingin sharing faktor – faktor apa yang harus dipertimbangkan sebelum menanamkan uang di suatu usaha agar hasilnya bisa sukses sesuai harapan anda.

Pertimbangan Mulai Usaha Saat Pandemi

Pertama, sangat amat penting menggunakan common sense atau akal sehat dalam mengevaluasi tawaran bisnis atau usaha. Apakah tingkat keuntungan yang ditawarkan masuk akal atau tidak. Keuntungan yang luar biasa tinggi dalam waktu singkat perlu dijadikan alert atau waspada, bukannya dianggap sebagai keberuntungan. Kata orang – orang, ‘too good to be true’, untuk suatu hasil yang terlalu berlebihan. 

Celakanya, banyak yang mudah tergiur saat dihadapkan dengan iming – iming keuntungan yang tinggi banget. Tanpa sempat tersadar, bahwa tawaran itu sebenarnya tidak masuk akal. Mimpi untung besar mengalahkan akal sehat anda. Sebaiknya bertanya dengan kritis, kenapa bisnis ini menghasilkan keuntungan tinggi. Apa rahasianya, apa strateginya, dan apa motifnya?

Kalau bisnis ini menghasilkan keuntungan sebegitu tinggi, kenapa orang lain tidak masuk kepada bisnis ini. Penting pula menelisik asumsi yang dipakai dalam membuat prediksi atau asumsi keuntungan. Apakah asumsinya realistis atau hanya ekpetasi aja. Misalnya, jangan sampai ekonomi diasumsikan akan selalu tumbuh dan cerah terus guyss, padahal kita tahu perekonomian itu bisa naik dan bisa turun apalagi saat pandemi seperti ini. Dan yang lain – lain. Pokoknya, bersikaplah kritis sebisa mungkin otak harus berpikir keras. Kalau dari analisa atau kajian tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan atau bahkan memunculkan kecurigaan, saya memilih untuk tidak berinvestasi dan menghindar. Masih ada banyak kesempatan yang lain.

Kedua, usaha sampingan dimana kita berinvestasi seharusnya adalah bidang yang kita pahami luar dalam. Tauu seluk beluknya apalagi sampai ke akar-akarnya, hafal lekak-lekuknya luar kepala, dan memahami betul ‘end to end’ prosesnya.

Kenapa harus begitu?

Karena saat usaha mengalami masalah, kita tahu penyebab guyss dan solusi nya. Usaha akan sulit berhasil jika solusi bergantung pada orang lain saja itu pun jika orang itu mengerti bisnis dan dapat dipercaya. Jika suatu ketika bisnis dalam kesulitan dan anda tidak tahu kesulitannya apa, saatnya berpikir ulang dan memilih, segera belajar supaya paham atau cabut dari usaha tersebut. Sebagai pemilik, penting bagi kita untuk bisa menganalisa dan mencarikan jalan keluar atas segala problem yang menimpa usaha tersebut.

Ketika warung kopi menghadapi masalah yang berujung pada kerugian, saya tidak bisa melakukan apa – apa. Saya tidak paham teknis dan operasional kopi. Yang saya lakukan hanya bisa pasrah. Akhirnya, usaha tutup tanpa saya bisa berbuat banyak. 

Ketiga, bisa memantau dan terlibat dalam perkembangan usaha secara langsung. Artinya, anda hadir dan melihat eksekusi serta operasional usaha dari dekat. Bisa melihat langsung bagaimana bisnis tersebut dijalankan sehari – hari. Bukan suatu bisnis yang lokasinya jauh atau terpencil sehingga tidak bisa dilihat secara langsung dan rutin.

Dengan mengunjungi dan memantau secara rutin, tindakan yang cepat bisa diambil jika ada kesulitan langsung datang. Proses belajar dan transfer knowledge juga lebih efektif. Jadi, pemahaman atas tantangan dan strategi mengatasinya juga dapat cepat dibangun.  Pengalaman kawan yang investasi pertanian di luar pulau tadi itu cukup memberikan pelajaran. Dia tidak dapat memantau secara rutin. Boro – boro ingin belajar, bisa melihat setahun sekali saja sudah bagus karena lokasi yang jauh dan biaya transportasi yang mahal.

Akibatnya, saat bisnis bermasalah, teman saya tidak tahu lebih awal. Ketahuannya belakangan setelah masalah jadi pelik dan kompleks, sehingga sudah sulit dicarikan solusinya. Semuanya bisa jadi terlambat.

Itu dulu sharing dari saya tiga hal yang perlu dipertimbangkan kawan – kawan karyawan sebelum memulai usaha sampingan. Tergiur gurihnya keuntungan usaha boleh dan hal yang wajar. Itu sangat manusiawi. Tetapi, persiapan adalah hal yang penting. Jangan mudah tergiur dengan tawaran yang menjanjikan keuntungan selangit dalam hanya waktu cepat.

Ingat, bisnis dan usaha itu bukan pekerjaan mudah banget. Makanya, lebih banyak pengusaha gagal dibandingkan pengusaha sukses. Selalu kritisi dengan cermat dan gunakan akal sehat anda sebelum menanamkan uang di usaha apapun. Tetap berusaha dan belajar semaksimal mungkin dan berpikir kritis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel